Jumat, 21 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dari mana asal kata “teater”?
Kata ’teater’ berasal dari kata theatron, kata Yunani yang berarti seeing place, tempat tontonan. Theatron digunakan untuk menggambarkan bangku-bangku yang berputar setengah lingkaran dan mendaki ke arah lereng bukit yang berfungsi sebagai tempat duduk penonton ketika drama Yunani Klasik berlangsung. Teater juga berarti seni drama; sandiwara; pertunjukan drama yang diperlakukan sebagai suatu karya seni atau profesi. Istilah ’seni teater’ digunakan untuk menyebut beragam ketrampilan seni yang terlibat di dalam seni pertunjukan teater. Keterlibatan seni di dalamnya rumit dan menantang, serta memiliki silang sengkarut bahkan kerancuan cukup tinggi ketika keterlibatan tersebut dipertunjukkan. Makna penting kata ‘teater’ adalah pengelolaan pertunjukan dramatik melalui tampilan spektakel. Makna tersebut diberlakukan pada pertunjukan dramatik itu sendiri, dan juga pada naskah tertulis. Pertunjukan dramatik hadir dalam wujud drama, sastra drama, teater modern, kerja kolektif dramatik, produksi teatrikal. Kata theatric,—yang berarti seni memproduksi efek-efek yang sesuai untuk tampilan teatrikal—termasuk sebagai pertunjukan dramatik, tetapi kata teatrik jarang digunakan. Teater juga sering digunakan untuk menyebut nama bagi seluruh wilayah presentasi teatrikal dengan beragam seni yang terlibat.
GAMBAR I
Saat ini istilah ’teater’ masih tetap digunakan sebagai tempat atau gedung pertunjukan, dan juga dapat digunakan untuk berbicara tentang sebuah karya seni, serta dapat menunjukkan sebuah kejadian atau peristiwa yang sedang berlangsung dalam masyarakat. Maka dari itu, dengan menggunakan kata ”teater”, mampu diketahui seluruh warisan budaya sastra dan drama, atau bahkan hanya beberapa wujud pertunjukan, seperti mimik, pantomimik, opera, monolog, wayang kulit, dan wayang orang. Bahkan secara tersirat, teater dan elemen-elemen pertunjukannya digunakan dalam lingkup wilayah politik dan operasi militer, misalnya istilah ’aktor otak kerusuhan, ’drama pembajakan’, panggung politik’, ’negara teater’, dan sebagainya. Teater, dengan demikian, adalah perwujudan beragam kerja artistik, dengan aktor menghidupkan peristiwa dan tokoh, tidak direkam tetapi langsung.
Ada berapa cara memaknai kata ”teater”?
Terdapat tiga ide cara memaknai teater, yaitu:
Pertama, gedung teater dengan perlengkapan fisiknya. Ide pertama melibatkan seni arsitektur. Gedung teater adalah produk arsitektur beserta ketrampilan di dalamnya, seperti penataan akustik dan penataan cahaya lampu. Wujud gedung tergantung pada fungsi pengesetan demi penampilan pertunjukan teatrikal. Penataan artistik dan konstruksi gedung teater menjadi bagian seni arsitektur dan seni yang terkait di dalamnya.
Kedua, sebuah teks sastra yang ditulis untuk kepentingan pertunjukan di gedung teater, atau semacam gedung pertunjukan. Ide kedua melibatkan cabang sastra drama tertulis dalam wujud prosa dan puisi. Drama harus dibedakan dengan teater. Drama merupakan rangkaian arahan bagi detil laku dan pemanggungan. Sebagai karya sastra, drama memiliki arti yang berbeda dengan teater, yaitu drama dibaca dan dianalisis dengan diam seperti cabang sastra lainnya. Media dan ketrampilan penulisan drama terkait dengan pengaturan kata-kata sebagai simbol tulisan.
Ketiga, presentasi teatrikal atau penciptaan dramatik yang berlangsung di atas panggung teater. Masing-masing ide menampilkan tipe media, proses, dan produk yang berbeda-beda. Ide ketiga, mengacu pada penampilan atau pertunjukan. Meskipun sering ditampilkan di gedung pertunjukan (prosenium, lambur, atau arena), teater dapat dipertunjukkan di wilayah mana saja. Mahabharata Peter Brook ditampilkan di gedung bekas stasiun kereta api di Inggris. Karya-karya Shakespeare di mainkan di hadapan publik Sydney, Australia, di tengah kota tanpa panggung pertunjukan. Di dalam sebuah pertunjukan teater, berbagai aspek selain drama dapat ditampilkan, seperti konser, sastra, dakwah agama, dan sebagainya.
GAMBAR II
Apa makna kata ”Drama”?
Drama sering disebut dengan ’drama sastra’, ’sastra dramatik’, ’teks dramatik’, ’skrip dramatik’, ’penulisan dramatik’,’naskah drama’, atau lakon. Dengan demikian, drama didefinisikan sebagai berikut.
Drama merupakan komposisi verbal yang diadaptasi atau diolah bagi kepentingan pertunjukan teatrikal; biasanya berbentuk kata-kata yang diucapkan, dan di dalamnya berisikan beberapa arahan bagi laku dan detil-detil pertunjukan; sebuah naskah drama; juga, merupakan komposisi seni penulisan. Tipe drama adalah tragedi, komedi, tragikomedi, drama keajaiban, drama moral, opera, banyolan, melodrama, drama film.
Hubungan antara drama dan teater sangat erat dengan masing-masing saling mendukung. Pada saat kedekatan hubungan tersebut terpahami, kerancuan penyebutan istilah ’tontonan dramatik’, ’penampilan dramatik’, atau ’pertunjukan dramatik’ dapat dihindari sehingga istilah yang lebih luas dapat digunakan, yaitu drama dan seni dramatik. ’Pertunjukan teatrikal’ menjadi istilah yang tepat bagi suatu pertunjukan teater. Istilah ’teatrik’ tidak terlalu sering digunakan, tetapi istilah ’seni teatrikal’ biasa digunakan. Istilah seni teatrikal tersebut menunjuk bahwa terdapat beberapa ketrampilan seni yang berbeda terlibat di dalamnya. Definisi pertunjukan teatrikal sebagai berikut.
Seni teater atau penampilan teatrikal adalah kombinasi seni yang menghasilkan efek-efek yang sesuai bagi pertunjukan teatrikal atau penciptaan dramatik, terutama bagi drama ucapan di sebuah gedung teater. Pertunjukan teatrikal merupakan gabungan ketrampilan seni, seperti seni peran, penyutradaraan, desain panggung, pemanggungan, penataan kostum dan rias, penataan lampu, musik, tari, dan film. Permainan, opera, vaudeville, dan balet sering disebut sebagai pertunjukan teatrikal.
Apa saja yang disebut dengan seni teater?
PROFIL LEMBAGA TEATER PEREMPUAN
Lembaga Teater Perempuan (LTP) Yogyakarta adalah lembaga teater yang dikelola oleh sebagian besar seniman perempuan, dan merupakan lembaga teater perempuan yang pertama kali didirikan di Yogyakarta, bahkan di
Di antara kelompok teater yang ada di
LTP Yogyakarta memposisikan dirinya sebagai kelompok yang tetap mementaskan teater berdasarkan naskah drama tertulis, baik naskah drama
Berdasarkan sejarah berdirinya, LTP Yogyakarta merupakan komunitas semi otonom dari Jurusan Teater Institut Seni Indonesia (ISI)
LTP Yogyakarta memiliki program-program yang selaras dengan kebutuhan masyarakat pecinta seni. Program LTP Yogyakarta terdiri dari program edukasi dan entertainment yang berbentuk lokakarya, seminar, pelatihan, kursus singkat, pameran dan pementasan.
Visi
Menjadi lembaga teater perempuan yang mengedepankan keadilan, kedamaian, kesetaraan dalam menciptakan masyarakat sejahtera serta menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan sebagai makhluk berbudaya ciptaan Tuhan Yang Maha Indah dan Pengasih dalam bentuk kreativitas seni teater di kehidupan madani lahir batin.
Misi
1. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan perempuan sebagai motivator kehidupan dan kebudayaan dalam kesetaraan kerja dan kinerja.
2. Membangun potensi perempuan dengan menciptakan karya teater estetis dan praktis.
3. Membuat jaringan kerja yang transparan dan profesional melalui media teater untuk mencari solusi pembebasan persoalan perempuan.
4. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas seniman perempuan dalam berkarya seni teater.
1. Menggelar pementasan teater modern
a. Mencipta dan memilih naskah drama yang membela hak-hak perempuan
b. menyelenggarakan pementasan teater perempuan yang efektif, baik dari anggaran maupun sistem kerja.
2. Mendukung perkembangan teater modern Indonesia di Yogyakarta dengan cara:
a. menyelenggarakan workshop sekaligus mementaskan naskah-naskah baru penulis perempuan di Yogyakarta dan di
b. menyediakan kesempatan kerja bagi aktor/aktris, sutradara, desainer, teknisi dan administrasi teater di
3. Meningkatkan apresiasi penonton di
a. menyelenggarakan pementasan bagi pelajar dan mahasiswa dengan pembelian dan pemesanan tiket yang terjangkau.
b. menyelenggarakan pentas keliling baik di
c. memasarkan pementasan dengan cara yang inovatif.
d. mendaftar keanggotaan bagi penonton.
4. Mengelola lembaga dengan cara yang efektif, efisien, dan kreatif dengan cara:
a. merekrut tenaga kerja dengan imbalan kerja berdasarkan kerja keras, inisiatif, kreativitas, dan komitmen.
b. mencipta lingkungan kerja yang kondusif.
c. mencari terobosan-terobosan baru melalui pementasan kesenian yang disukai penonton.
5. Membangun kerjasama artistik dan finansial dalam rangka menjaga kesinambungan lembaga melalui:
a. negosiasi dengan pemilik tempat-tempat pertunjukan
b. membangun kerjasama finansial dengan berbagai sponsor dari pemerintah, swasta dan pribadi.
Dewan Pembina terdiri dari:
Tokoh Masyarakat
Pemerhati Persoalan-Persoalan Perempuan
Seniman dan Pencinta seni
Dewan Pengawas:
Ir H. Wardhani Sartono Msc
Drs Alex Lutfi Msn
Dewan Direktur terdiri dari:
1. Direktur Artistik: Dra Hj. Yudiaryani, M.A
2. Direktur Edukasi: Dra Hirwan Kuardhani, M.Hum
3. Direktur Keuangan, dan Administrasi: Nena Cunara BA.
4. Direktur Pemasaran dan Pengembangan: Siti Suryani, Ssi
5. Direktur Produksi: Dra Nunik Widiasih, M. Sn.
Dewan pelaksana terdiri dari:
1. Pelaksana Artistik: Rheninta Herta Riwungudewi, S.Sn
2. Pelaksana Edukasi: Silvia Anggreni Purba, S.Sn
3. Pelaksana Produksi, Administrasi: Rr. Dhasy Sri Wahyu Agadalistiana Saleh, S.Sn
4. Pelaksana Pengembangan dan Pemasaran: Luwi Darto, S.Sn.
BIODATA
DEWAN DIREKTUR LEMBAGA TEATER PEREMPUAN
Direktur Artistik: Dr. Dra Hj.Yudiaryani,M.A
Pengajar Jurusan Teater ISI
Pendidikan: S3 (Dr) Seni Pertunjukan UGM
S2 (MA) Teater dan
S1 (Dra) Sastra Perancis UGM
Pengalaman Kerja:
Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Seni pertunjukan ISI Yogyakarta
Pengajar Di Jurusan Teater (S1) dan Pascasarjana (S2) ISI Yogyakarta
Kepala Pusat Studi Wanita ISI Yogyakarta
Redaktur Jurnal Seni dan Jurnal Ekspresi ISI Yogyakarta
Juri Teater dalam kegiatan festival
Instruktur dalam Lokakarya Penyutradaraan antara lain di Riau,
Peneliti Toyota Foundation, DP2M DIRJEN DIKTI
Anggota Komisi International Theatre Workshops in the Asia- Pacific Region, UNESCO Chair International Theatre Institute (ITI).
Angota Dewan Pakar Penyusunan Kamus Teater Majelis Bersama
Peserta International Residency in Art Management, Ford Foundation dan Asia Link selama 3 bulan (Januari—April 2004) di Adelaide dan Melbourne Australia untuk mengamati manajemen komunitas teater perempuan di Australia.
Direktur Edukasi: Dra Hirwan Kwardhani,M.Hum
Pengajar Jurusan Teater ISI
Pendidikan: Kandidat Doktor Seni Pertunjukan UGM
S2 (M.Hum) Seni pertunjukan UGM
S1 (Dra) Teater ISI Yogyakarta
Pengalaman Kerja :
Peneliti Tradisi Lisan DIRJEN DIKTI
Jurnalis masalah teater dan perempuan
Penulis naskah dan pemain teater
Direktur Manajemen, Keuangan, dan Administrasi: Nena Cunara B.A
Wirausaha dan Praktisi Seni
Pendidikan: (BA) ASKI
Pengalaman Kerja :
Pemain teater Payung Hitam Bandung
Mengelola Studio Banon Arts House
Mengembangkan wirausaha Boga&Busana
Instruktur Pengembangan Kepribadian
Direktur Produksi: Dra Nunik Widiasih
Pengajar Tari SMKI
Pendidikan : S1 (Dra) Penata Tari ISI
Pengalaman Kerja :
Penata Tari Klasik Gaya Yogyakarta
Penata Tari Kontemporer
Aktif Mengembangkan wisata tari Keraton Yogyakarta.
Direktur Pengembangan dan Pemasaran: Siti Suryani,Ss
Aktivis Perempuan di lembaga Swadaya masyarakat
Pendidikan: S1 (Ss) Sosiologi Universitas Sanata Dharma
Pengalaman Kerja : Peneliti masalah-masalah perempuan. Aktif mengem-bangkan teater tradisional di Kulonprogo
LTP Yogyakarta memiliki dewan pelaksana berbasis kemampuan: artistik, edukasi, administrasi, pemasaran, produksi. LTP bekerjasama pula dengan sutradara, aktor, desainer, komposer, musikus, konsultan, instruktur, peneliti, dan ketrampilan personal lainnya yang terlibat pada saat program berlangsung.
BIODATA DEWAN PELAKSANA
(Ninit, Dhasy, Silvi, Luwi)
Rheninta “Ninit”
SEJARAH
Lembaga Teater Perempuan (LTP) Yogyakarta, awalnya bernama Komunitas Teater Perempuan, didirikan pada tanggal 5 Oktober 1999 di Yogyakarta oleh Yudiaryani, staf Jurusan Teater ISI Yogyakarta. Komunitas berdiri untuk menjawab keprihatinan tidak adanya kelompok teater perempuan dan pemimpin perempuan kelompok teater di Yogyakarta; langkanya sutradara perempuan, penulis naskah drama perempuan.
Pada tahun 2004, KTP berganti menjadi LTP Yogyakarta yang memiliki hubungan semi otonom dengan Jurusan Teater ISI Yogyakarta. Fasilitas latihan dan keterlibatan sivitas akademika Jurusan Teater ISI Yogyakarta mendukung program-program LTP Yogyakarta, namun pendanaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab lembaga.
Pada tahun 2008, LTP melakukan penyegaran organisasi. Perkembangan jaman membutuhkan tenaga-tenaga muda yang cerdas, sigap, cermat, dan kreatif untuk memajukan dan mengembangkan organisasi. Untuk itu, dibentuk Dewan pelaksana yang bertugas menjalankan roda kreatif LTP sehari-hari. LTP mulai menggunakan media internet dengan membuka blogspot sebagai ajang sosialisasi, komunikasi dan promosi ke komunitas seni lain.
Kegiatan LTP
● 2007 Mementaskan kolaborasi Internasional Oidipus Tyrannos kerjasama dengan seniman Austria dalam rangka Dies Natalis ke XXIII ISI Yogyakarta. Tanggal 26 dan 27 Juli 2007 di Teater Arena Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.
● 2006 Mementaskan Konde Yang Terburai Mementaskan Konde Yang Terburai (Edisi Khusus) pada tanggal 31 Maret dan 1 April di Graha Bhakti Budaya TIM Jakarta, tanggal 3 April di gedung Sawunganten Banten, tanggal 27 April di Teater Besar STSI Surakarta.
● 2005 Mementaskan naskah ”Mandala Diri” dalam rangka memperingati 16 hari Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan kerjasama Dengan Serikat Perempuan Kinasih, Taman Siswa 10 Desember 2005, Yogyakarta.
● 2005 Mementaskan Teater Musikal ”Indahnya Kebersamaan” dalam rangka ” kerjasama antara S&Y Production dengan Lembaga Teater Perempuan Yogyakarta dalam rangka 17th Asian Conference on Mental Retardation, 19-23 November 2005, Yogyakarta, Indonesia.
● 2005. Mementaskan Konde Yang Terburai tanggal 1 Agustus 2005 di Yogyakarta dan 4 Agustus 2005 di Jakarta dalam rangka Pertemuan Perempuan di Panggung Teater yang berlangsung di Graha Bahakti Budaya TIM, Jakarta.
● 2005. Menyelenggarakan Lokakarya Perempuan Penulis Naskah Drama bekerjasama dengan Dewan Kezsenian Jakarta dalam rangka Nasional Women Playwright Conference di Graha Bhkati Budaya TIM Jakarta.
● 2004. Mementaskan Perempuan Mencari Pengarang tanggal 14 & 15 Juli 2004 dalam rangka FKY XVI di Gedung Sositet Taman Budaya Yogyakarta.
● 2004. Mementaskan Sawer Banon bekerjasama dengan JakArt Festival Januari 2004 di Studio Banon Yogyakarta
● 2003. Mementaskan opera Raja Bali Candrakirana dalam Festival Kesenian Yogyakarta XV 2003.
● 2003. Mementaskan Pembacaan Surat-Surat Kartini bekerjasama dengan Rifka Anissa tanggal 21 April 2003 di Yogyakarta
● 2003. Mementaskan Vagina Monolog bekerjasama dengan Koalisi Perempuan Indonesia, di Yogyakarta, Maret 2003.
● 2002. Mementaskan Perempuan - Perempuan Nagari, bekerjasama dengan Yayasan Kelola, di Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan Denpasar. 3 – 14 Mei 2002.
● 2001. Mementaskan Perempuan – Perempuan Nagari di Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung tgl 5 - 14 Oktober 2001. Bekerjasama dengan Lembaga Indonesia Perancis, dan Japan Foundation.
● 2000. Mementaskan naskah Pembunuh Kelabu bersama Komunitas Teater Perempuan di Yogyakarta, Oktober 2000.
Kerjasama dengan Lembaga lain:
1. Institut Seni
2. Lembaga
3. The
4. Ford Foundation, Kelola dan Asialink
5. Actors Unlimited
6. Koalisi Perempuan
7. Riefka Annisa
8. Festival Kesenian
9. Institut Seni
10.
11.
12.
13. Dewan Kesenian Jakarta
14. Taman Ismail Marzuki
15. STSI
16. ISI Denpasar
LTP Yogyakarta akan memantapkan kondisi manajemen internal dan relasi eksternal. Program-program multidimensional akan dilaksanakan demi terwujudnya visi, misi, dan tujuan lembaga terhadap perkembangan masyarakat. Program-program berbasis pada edukasi dan entertainment. LTP Yogyakarta akan melibatkan secara aktif partisipasi masyarakat. LTP Yogyakarta akan bekerjasama secara aktif dengan le,baga penyandang dana yang concern dengan kesenian dan persoalan perempuan, serta akan menjalin kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat yang memperhatikan kesenian dan persoalan perempuan.
ARTISTIK
Direktur Artistik adalah pimpinan lembaga yang memantapkan program-program artistik. Direktur Artistik menyutradarai salah satu pementasan teater dalam satu tahun produksi. Sutradara lain yang memiliki visi yang sama dengan lembaga dapat pula menyutradarai pementasan. Direktur Artistik bekerjasama dengan Direktur Produksi menentukan anggaran dan perencanaan program lembaga. Ide dan saran untuk pilihan dan pelaksanaan program ditentukan bersama oleh Dewan Direktur dan dewan Pelaksana. Tugas dan kewajiban seorang Direktur Artistik sama halnya dengan seorang sutradara. Ia harus menerjemahkan naskah drama menjadi pementasan teater. Ia bertanggung jawab selama latihan dengan pemain. Ia harus memberi informasi teknis kepada staf produksi. Ia harus bekerjasama pula dengan para ahli di bidang seni lainnya. Direktur Artistik dibantu oleh Direktur pelaksana.
Koordinator artistik mengusulkan pemain-pemain yang sesuai dengan naskah yang akan dipentaskan. Ia melakukan pendekatan langsung dengan pemain, bersama dengan direktur produksi membuat jadwal, dan menegosiasi honorarium. Koordinator artistik menyelenggarakan audisi pemain yang belum diketahui kualitas permainannya. Bersama dengan Direktur Edukasi melnyelenggarakan audisi bagi pementasan yang membutuhkan ketrampilan tertentu.
Dramaturg bertugas pada saat lembaga memilih dan menentukan naskah drama yang akan dipentaskan, terutama karya-karya lokal dan nasional. Dramaturg bertugas membaca, memberi komentar penulisan, struktur, pengembangan karakter dan kemungkinan pementasannya.
Edukasi
Direktur Edukasi menyesuaikan programnya dengan visi dan misi lembaga. Ia menyiapkan workshop terhadap naskah yang akan dipentaskan. Ia juga harus menyiapkan materi, mengundang partisipan, dan tempat pelaksanaan lembaga. Ia bertanggung jawab pada pelaksanaan dan evaluasi setiap program lembaga. Hal ini meliputi formulasi kebijakan, penulisan, penjadwalan, dan anggaran lembaga. Meskipun Direktur Edukasi tidak akan terlibat dalam bidang artistik, tetapi ia bertanggung jawab pada peserta-peserta yang akan membentuk dan mengarahkan produksi, workshop dan kursus singkat. Kemampuan administrasi sangat dibutuhkan dari seorang koordinator pendidikan.
Koordinator Penelitian bertugas mengamati persoalan-persoalan yang dialami oleh perempuan dalam masyarakat. Ia bertanggung jawab pada pembuatan proposal yang terkait dengan pencarian dana dan pelaksanaan program-program artistik. Ia bertanggung jawab pada seminar dan workshop penelitian.
PRODUKSI
Direktur Produksi merupakan penghubung administrasi yang sangat penting antara divisi artistik, edukasi, keuangan, dan produksi. Apabila lembaga telah memutuskan program-program yang akan dilaksanakan, maka Direktur Produksi mulai memeriksa apakah program-program tersebut relevan dengan kondisi lembaga. Ia akan menghitung dan memeriksa keuangan lembaga untuk membiayai program. Ia bertanggung jawab pada keputusan bisnis dari program-program yang akan menjadi bagian penting bagi perjalanan lembaga.
Direktur Produksi menghitung dengan cermat pemasukan dan pengeluaran keuangan, seperti penggajian tenaga inti dan honorarium tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan program. Dewan Direktur dan Dewan Pelaksana bertanggung jawab memilih program-program yang sesuai dengan keuangan lembaga.
Direktur Produksi bersama dengan Direktur Artistik merancang program lembaga secara teknis operasional. Ia bertanggung jawab pada penjadwalan kesiapan setiap program. Ia bertanggung jawab pula pada anggaran, perencanaan, fasilitas, koordinasi, dan proses pelaksanaan masing-masing program.
Direktur Produksi, apabila dibutuhkan, juga memesan tempat, menjadwal, mengatur akomodasi, menjaga keselamatan dan kesehatan peserta program, dan mengelola keuangan bagi setiap program.
PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN
a. Direktur Pemasaran dan Pengembangan
Pada saat program telah diputuskan oleh Dewan Direktur, Dewan pelaksana berkewajiban mengembangkan rencana tersebut dengan menjualnya kepada pihak sponsor, pers, dan publik. Pemasaran dilakukan antara lain melalui publikasi di
Direktur Pemasaran dan Pengembangan bertanggung jawab untuk:
1. Perencanaan waktu yang tepat bagi setiap program
2. Penentuan harga tiket pertunjukan, biayai kursus dan workshop bagi peserta.
3. Pencarian sponsor, fundraising, donatur dan pembuatan iklan.
4. Penyebaran informasi kegiatan
5. Penghubung antara lembaga dengan kegiatan kesenian baik lokal, nasional, maupun internasional.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan bertanggung jawab pada pengelolaan keuntungan yang diperoleh dari sponsor kegiatan dan mengaturnya sebagai bantuan bagi pengembangan lembaga. Tugas divisi ini juga menganalisis saran-saran dari penonton dan mengadakan pendekatan terhadap tanggapan penonton.
Sekretariat
Jalan Abimanyu B 20
Krikilan, Sumberan, Sariharjo, Ngaglik.
Jalan Kaliurang Km 8,5
Sleman, Yogyakarta –
Telpon/fax (0274) 883 970,
Mobile 0818268237 / Yudiaryani
E- mail perempuan_ltp@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar